Surat Marisi kepada bupati Mangindar
Marisi Limbong: "Mutasi ini membunuh saya secara pelan-pelan"
Samosir, Pangururan
Rabu
sore di Pangururan Kabupaten Samosir 14/9. Masyarakat dari beberapa
Kecamatan datang ke Kota Pangururan untuk berbelanja di hari pekan.
Disela-sela padatnya masyarakat di pekan atau onan Pangururan seorang
guru menyampaikan keluhannya pada Cakra.
Ia akan membuat surat keberatan
secara langsung pada Bupati Mangindar karena ia dimutasi. Ibu guru
bernama Marisi Limbong yang mengaku sangat malang karena dimutasi juga
akan menembuskan surat itu ke beberapa pihak yang mungkin mau memberi
perhatian, seperti DPRD Sumatera Utara, Komnas HAM serta lembaga atau
instansi lainnya yang berkaitan dengan
penderitaan masyarakat.
Ia sempat membacakan beberapa poin yang
tertulis di kretas polio, surat keberatannya yang masih bertulis tangan,
belum diketik. Katanya akan ia serahkan pada Hari Senin ke Bupati,
Sekda, Dinas Pendidikan, BKD dan sebagian lagi dikirim lewat pos.
Senin
siang 19/9 sekitar pukul 13.00, Marisi sudah menyampaiakn suratnya itu
kepada Bupati Samosir dan beberapa instansi di Samosir. Beramplop putih
dan bertulis tangan di bagian depan.
Dalam suratnya, Marisi
menyampaikan rasa keberatannya atas beberapa hal, pelengseran dirinya
dari jabatan sebagai Pengawas TK SD menjadi guru pembina pada SD Negeri
Kecil di Pinal Kecamatan Sianjur Mula-mula. Alasan Marisi ia belum
mengetahui apa kesalahan yang ia perbuat, tapi langsung divonis tanpa
dihakimi. Bahkan belum pernah diadili, langsung dijatuhi hukuman.
Marisi juga keberatan karena pangkatnya/golongan diturunkan. Dari pembina IV A menjadi golongan III D. Sedangkan SK pelengseran
belum ia terima.
Marisi juga menyampaikan rasa keberatannya karena
diperlakukan tidak adil oleh atasan. Ketika ia benar-benar sakit, surat
sakit yang diantar anaknya sendiri ditolak UPTD. Sedangkan temannya
pengawas yang lain bisa tetap dianggap hadir dan kehadirannya di paraf
para kepala sekolah dan UPTD juga menerima.
Marisi juga menganggap pemkab
sengaja menyiksanya karena akses pilkada melalui mutasi. Menurutnya apa
yang dilakukan penguasa terhadapnya adalah "pembunuhan secara
pelan-pelan". "Mutasi ini membunuh saya secara pelan-pelan" kata Marisi
dalam tangisnya.
Ini adalah kutipan surat kebertan Marisi Limbong yang ia berikan pada Bupati Samosir Mangindar Simbolon.
"Kalaupun
saya harus lengser dan dimutasi kenapa harus ke tempat yang sangat
sulit terjangkau. Jarak yang akan saya tempuh dari Limbong ke Pinal
sudah terlalau jauh apalagi dengan kondisi kesehatan saya. Saya tak
mungkin bisa menjangkau. Dari Limbong, terlebih dahulu harus ke
Tulas atau ke Pangururan. Kemudian melintasi danau, me-rental boat
dengan biaya Rp.150.000 untuk sekali jalan. Sementara saya tidak pernah
naik boat selam ini. Saya tidak berani naik boat. Saya sudah trauma,
jantung saya tidak sanggup.
Jika tidak bisa bertugas, anak saya yang
mengantar surat ke kantor UPTD Kecamatan Sianjur mulamula. Tapi kepala
UPTD (alm) pernah menolak surat sakit saya. Ia menyuruh anak saya
mengantar kepada Ober Sagala (calon bupati nomor urut 7 pada
pemilukada). "ai dang tuson hasahatan ni i ba. Tu nomor 7, Si Ober ma
taruhon" (bukan ke sini. Ke nomor 7, ke si Ober saja antarkan). Kata
Kepala UPTD. Spontang anak saya heran dan kebingungan lalu surat sakit
itu dibawa pulang.
Padahal bukan hanya saya PNS yang pernah sakit dan
tidak bisa bekerja. Masih banyak yang lain bahkan mereka tetap dianggap
hadir walau tidak masuk kerja. Misalnya Kader Sunurat, sudah begitu
lama tidak masuk kerja karena sakit. tetapi daftar hadir
tetap terisi, diparaf oleh rekan-rekan pengawas secara bergantian.
Bahkan Administrasi/Instrumen ke SD binaannyapun dikerjakan oleh
rekan-rekan pengawas yang lain. Ditanda tangani secara gotongroyong,
distempel oleh kepala sekolah SD binannya tanpa hadir untuk supervisi ke
sekolah itu. Kepala sekolah menandatangani dengan tujuan agar
kesra/uang perjalanan pengawas serta yang lain tidak terhambat.
Saya
ini sudah janda, dengan kondisi sudah sakit-sakitan, sementara keluarga
saya tidak ada di tempat pemutasian saya untuk menemani dan mengurus
saya".<< CAKRA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar