Cabut
pengaduan, bayar 3,5 juta
Hayun Gultom, Tomok
Tulus Sitanggang, Pangururan
Warga kehilangan
kambing, melapor ke polisi, sapinyapun ikut hilang, kata Paken Pandiangan. Ia
mencontohkan hal itu setelah mengalami kisah pahit saat berurusan dengan polisi
di Samosir, 24/9 pekan lalu. Harus membayar 3,5 juta untuk mencabut
pengaduannya sendiri setelah pihak terlapor minta berdamai.
Pada edisi lalu Cakra
memberitakan tentang warga bernama R Sihotang yang mencabut pengaduan dengan
mengeluarkan biaya Rp 1,5 juta ke oknum polisi. Semula ia diminta sebesar 3
juta tapi karena tidak sanggup akhirnya jadi Rp1,5 juta. Berita tentan
gpencabutan pengaduan itu juga muncul di media yang berbeda.
Imbas dari berita
itupun, menyebabkan warga lain menyatakan keluhan serupa pada Cakra. Ia harus
mengeluarkan uang sebesar Rp3,5 juta untuk mencabut pengaduan di polres Samosir
24/9. Laki-laki yang berdomisili di Batam itu bernama Paken Pandiangan, Ia
adalah dosen Universitas Terbuka dan sejumlah anggota polri juga mahasiswanya. Menuturkan
apa yang ia alami di Samosir lewat telepon selularnya kepada Cakra. Pengalaman
pahitnya itu juga ia tuliskan lewat jejaring sosial facebook
Penuturan Paken
Pandianngan, pada 19 s/d 22 ia mengikuti Rapat Pimpinan Universitas Terbuka
seluruh Indonesia di Medan. Esok harinya 23/9 ia datang ke Samosir melalui
jalur masuk Tele.untuk bertemu keponakannya di Pangururan.
Sore pukul 18.15 WIB.mobilnya
ditabrak sepeda motor di dekat pom bensin depan.Pangururan. Sepeda motor itu
datang tiba-tiba dari arah belakang.
Pintu depan sebelah
kanan mobilnya bonyok dan spionnya patah. Pengendara sepeda motor tidak mau
bertanggung jawab bahkan meminta agar Paken melapporkan ke polisi.
Paken akhirnya
melaporkan kajadian itu ke Polisi bagian Satlantas di Polsek Pangururan. , Esok
harinya 24/4 Paken kembali datang ke Polsek untuk meyelesaikan laporannya. Namun
orangtua pengendara sepeda motor mengajak berdamai dan mau mebayar kerugian
kerusakan mobil.
Mengingat waktu yang
sangat sempit karena harus pulang ke Batam ia meninggalkan Pangururan,
berangkat menuju Tomok untuk selanjutnya menyeberang lewat Fery. Persoalan
ternyata tidak selesai sampai disitu. Karena Paken belum mencabut pengaduannya
dari Polisi.
Pihak polantas datang
ke Tomok, mobil Paken sudah berada di dalam fery. Polisi meminta supaya mobil
itu dikeluarkan untuk menyelesaikan urusan “pencabutan pengaduan”. Sekitar 15
menit terjadi perbincangan antara Paken Pandingan dengan Wakapolres yang
kebetulan ada di Fery hendak menyeberang bersama sejumlah anggotanya. Paken
menghubungi relasinya untuk bicara dengan wakapolres supaya ia bisa melanjutkan
perjalana, karena menurutnya iasudah berdamai dengan pihak terlapor. Tapi
polisi tetap meminta agar Paken mencabut pengaduan terlebih dahulu.
Akhirnya Paken
mengalah dan mobilnya dikeluarkan dari Fery. Paken dan jajaran Polantas
berangkat kembali ke Pangururan.
Saat pencabutan
pengaduan menjadi hal yang melelahkan menurut Paken. Sampai ia sempat meminta
bantuan dari pejabat pemkab Samosir. Setelah melalui negosiasi yang melelahkan
menurut penuturan Paken Kapolres menyetujui pencabutan pengaduan melalui
kanitlantas Napitupulu dengan biaya Rp3,5 juta.
Pakken saat dihubungi
Cakra 29/9 lalu mengaku sangat kecewa dengan sejumlah Oknum Polres Samosir.
Pengakuannya Paken sedang menyusun laporan kronologid kejadian itu untuk
selanjutnya ia laporkan ke Polda Sumatera Utara dan Mabes Polri. Laporan itu
akan ia sampaikan lewat jalur resmi sebagai piminan Universitas Terbuka (UT)
Batam. Menurut Paken UT Batam selama ini sudah menjalin kerjasama dengan Mabes
Polri dan Kapolda Kepri untuk medidik sekitar 100 personil Polri kuliah di UT
Batam.
Konfirmasi wartawan
dengan Kapolres Samosir Edward P Sirait melalui telepon selulernya 29/9 pagi,
mengatakan kalau pihaknya justeru membantu Paken Pandiangan. Tentang informasi
dari Paken sekaitan biaya pencabutan pengaduan 3,5 juta Kapolres hanya mengatakan
“apakah informasi itu bertanggung jawab?”.Saat itu Kapolres mengaku sedang
berada di luar kota.
Jumat 30/9 tim Cakra
masih berupaya mengonfirmasi pihak Polres sekaitan informasi Paken Pandiangan
yang juga sudah bereda di Fecebook itu. Menerima. Namun tim Cakra mentok sampai
di piket polres. Penjaga piket hari itu tidak bisa dimintai keterangan bahakan
ia tidak bersedia memberitahukan siapa namanya. Penjaga piket itu juga
marah-marah saat tim Cakra memotret lokasi Polres.<<CAKRA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar