Minggu, 13 November 2011

Menikah 11/11/11, "semua jadi satu"

By;
HAYUN GULTOM, Panguruan
MANAN SIMANJORANG, Ambarita

Jika di kota besar seperti DKI Jakarta dikabarkan sekitar 2000 pasangan menikah pada 11/11/11, maka di Samosir dari hasil pantauan Cakra dan informasi yang didapat dari kalangan masyarakat, terdapat sekitar 20 lebih pesta pernikahan pada 11/11/11 lalu.  Selain karena gampang diingat, mereka juga punya alasan tersendiri kenapa memilih tanggal itu.  juga tanggal tesebut atas usulan dari orang tua si pengantin. Misalnya karena orang tuanya lahir tanggal 11 bulan 11. Ia pun mengusulkan agar anaknya menikah di tanggal 11/11/11.

"Kasih dan rancangan Tuhan menyatukan kami, bukan lagi dua melainkan menjadi satu dalam pernikahan kudus". Demikian tertulis dalam undangan pernikahan Suhadi Beno Naibaho dan Pascha Apriani Anggina Manihuruk 11 Nopember 2011. Foto Beno dan Pascha tampak romantis dengan sepeda ontel, seolah mengisahkan percintaan "tempoe doeloe".

Pasangan ini telah merencanakan secara matang, dan sangat menginginkan hari pernikahannya pada tanggal 11/11/11. Beno Naibaho (staf di Kantor Satpol PP Kabupaten Samosir) dan Pascha Manihuruk (staf di Dinas Perizinan Kabupaten Samosir), bahkan sengaja  menunggu momen 11/11/11 untuk melangsungkan pesta pernikahan, setelah tertunda pada 10/10/10 tahun lalu. Alasan Pascha yang akrab dipanggil Anggi, saat ditemui wartawan Cakra di kantornya mengatakan, supaya tanggal pernikahan mereka gampang diingat, dan menjadi sesuatu yang unik.

Pascha dan Beno berkenalan di Samosir tiga tahun lalu. Sebelumnya Pascha berdomisili di Jakarta, pindah ke Samosir setelah ia lulus dan menjadi PNS. Keindahan Danau Toba dan pegunungan Samosir mengisi hari-hari Beno dan Pascha dalam menjalani hubungan selama berpacaran sampai ke pelaminan.  Kawasan Aek Rangat dan pusat perbelanjaan Souvenir di Tomok, juga tempat yang sering mereka kunjungi.

Bahkan menurut Pascha, rencana untuk tanggal pernikahan, kerap mereka perbincangkan di Pantai Pasir Putih dan pelataran rumput yang luas di Sijambur Nabolak (kaki gunung Pusuk  Buhit) saat-saat mereka sedang berdua. Ketika ditanya bagaimana ia membayangkan nikmatnya pengantin baru, "saya baru bisa mengetahuinya, setelah acara pesta selesai" jawab Pascha, sambil tertawa.  Bagi setiap pasangan, pernikahan adalah merupakan momen yang istimewa dan sakral yang tak terlupakan sepanjang hidup.
Salah satu keistimewaan sebuah hari pernikahan menurut pendapat banyak orang, karena pada hari itu laki-laki dan perempuan, pasangan yang menikah  berjanji dan disaksikan banyak orang untuk sehidup semati. Tidak lagi dua tetapi telah menjadi satu sampai maut memisahkan. Banyak pasangan yang memilih hari pernikahan pada tanggal yang gampang diingat, seperti tanggal 11, bulan 11, tahun 2011. Selain itu Jumat 11/11/11 dianggap unik.
Bukan hanya untuk kalangan selebritis atau pebabat, namun secara luas, banyak masyarakat yang menjadikan 11/11/11 sebagai moment istimewa. Tidak hanya di kota-kota besar, di Kabupaten Samosir juga ada banyak pasangan yang melangsungkan pernikahan pada Jumat 11/11/11.
Di lingkungan Pemkab Samosir, pantauan Cakra pada 11/11 dan informasi yang dihimpun hari sebelumnya ada empat pasangan yang melangsungkan pernikahan. Bahkan Bupati Samosir dalam sambutannya pada sebuah acara temu pisah Kapolres Samosir di rumah dinas 08/10, sempat mengatakan bingung akan menghadiri yang mana. Pantauan Cakra 11/11 Bupati menghadiri pernikahan putra Kepala Dinas Kesehatan, Ferdy Simbolon.

Pernikahan Ferdy Simbolon dan Yacinta Sianturi, memilih tanggal 11 adalah atas usulan orang tua Ferdy.  Secara kebetulan 11/11 adalah juga hari ulang tahun orang tua Ferdy, Manigor Simbolon. Sehingga hari 11/11, selain istimewa buat Ferdy juga istimewa buat orang tuanya. Pernikahan Ferdy dan Yacinta dilangsungkan di Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI), dan acara adat di Hotel Dainang Pangururan berlangsung meriah.
Disamping karena unik dan gampang diingat beberapa pasangan yang menikah 11/11/11 ternyata memiliki alasan tersendiri menjadikan hari itu, hari yang istimewa.  Lambok Butarbutar dan pasangannya Hetty,  seorang tenaga medis di RSUD Hadrianus Sinaga. Lambok adalah anak dari Melani Butarbutar, Staf ahli Bupati Samosir.  Melangsungkan pernikahan di Gereja HKBP Ambarita.
Menurut Lambok yang berkerja di Departemen agama di Kabupaten Samosir, menentukan hari pernikahannya dengan Hetty adalah juga  atas dukungan keluarga, bukan hanya ide dari mereka berdua. Namun ia sendiri juga mengaku sangat tertarik dengan tanggal 11/11/11, menurutnya "agar semua menjadi satu".  

Secara kebetulan ada beberapa hal yang berkaitan dengan angka tersebut. Acara pernikahan Lambok dan Hetty juga dimulai pukul 11.00. Hal ini bukan unsur kesengajaan, tetapi karena keluarga Hetty (pengantin) yang datang dari Siantar, sesuai jadwal Kapal verry baru bisa tiba di Samosir pada pukul 10.00. Ditambah waktu persiapan sekitar 1 jam, sehingga acara dijadwalkan pukul 11.00. 

Jumlah ulos pada upacara adat pernikahan Lambok dan Hetty dari pihak mempelai perempuan juga sebanyak 11 ulos.  Meski banyak yang sedang melangsungkan pernikahan pada 11/11/11, namun acara pemberkatan Lambok dan Hetty di Gereja HKBP dan acara adat di Ambarita berlangsung meriah.

Berdekatan dengan pesta Lambok, juga berlangsung pesta yang sama, yaitu pernikahan Roy Fernando Sidabutar dan Oktalina Verawati Purba (Putra Victor Sidabutar, Camat Simanindo). Roy dan Vera diberkati di Gereja Katolik dan acara pesta di lapangan Ambarita. 
Masih berdekatan dengan acara kedua pesta itu, ada juga pesta pernikahan di gedung Serbaguna HKBP Ambarita. Sehingga ada 3 acara pesta pernikahan di Desa Ambarita pada 11/11/11. Tempat acara pesta hanya berjarak 300 meter satu sama lain.  
<<CAKRA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar