Minggu, 27 November 2011

Ada Joker dan Domino
DPRD 'BERJUDI'?


HAYUN GULTOM, PARBABA
Di pembakaran sampah samping kiri kantor Dewan, ada kartu joker bekas pakai, bersama bungkus rokok,  dan kertas-kertas lainnya. Di tong sampah, depan pintu masuk kantor ada bungkus domino bersama sobekan kertas berwarna putih, kuning dan merah jambu, bertuliskan SPPD anggota dewan ke luar daerah senilai Rp.2.850.000.

Kantor DPRD Kabupaten Samosir terletak di Lokasi perkantoran Parbaba. Tidak ada rumah warga di sekitar kantor. Sampah itu adalah sampah dari dalam kantor dewan. Tidak ada kemungkinan orang lain atau masyarakat datang sengaja membuang sampah ke lokasi kantor dewan.

Memang kartu itu tidak bisa jadi bukti adanya bermain judi di kantor dewan. Tapi kartu itu juga tidak bisa disebut sebagai bagian dari ATK Sekretariat DPRD. Meski tidak tercium pihak kepolisian tapi kalangan LSM dan beberapa wartawan kerap memperbincangkan kebiasaan beberapa anggota dewan yang ngumpul di salah satu ruangan di lantai II. Ruangan yang berada diantara ruang ketua dan wakil ketua itu, menurut sekwan Mangihut Sinaga adalah ruang ruang rapat pimpinan. Tapi di dalam hanya ada 6 kursi dan satu meja ukuran sedang. Tidak ada komputer maupun lemari, tempat arsip hasil rapat pimpinan. Kondisi ruangan tidak yalak disebut sebuang ruang rapat. Biasanya anggota dewan berada di ruangan itu pada tanggal muda atau setelah rapat paripurna selesai. Mereka di ruangan itu bisa sampai menjelang malam.

Wartawan pernah mengkonfirmasi sekwan secara formal, apakah benar anggota dewan pernah bermain judi di ruangan kantor itu. Tentang anggota dewan yang sering di ruangan itu, sekwan tidak membantah. Tapi tentang judi, ia mengatakan, yang namanya bermain judi itu harus memenuhi unsur. Ada pemain, ada alat dan ada taruhan, katanya. Bermain kartu belum tentu main judi, tapi apakah anggota dewan main kartu hanya untuk menghabiskan waktu hingga malam hari di kantor dewan? tanya seorang wartawan.

Munculnya kabar tentang marwah DPRD yang kurang terhormat, menimbulkan beberapa komentar tentang hal-hal yang mencoreng nama baik, yang selama ini disebut lembaga terhormat itu. Seorang wartawan berinisial "Sht" mengatakan pada Orbit kemarin, ia pernah melihat anggota dewan sedang bermain kartu di ruang rapat pimpinan bulan Oktober lalu. Wartawan yang mengaku masih baru menggeluti dunia jurnalis ini, awalnya ia tidak mengetahui ada anggota dewan yang sedang bermain kartu di ruangan itu. Ia membantu membukakan pintu, karena seseorang hendak masuk untuk mengantarkan Indomie rebus.Tiba-tiba ia melihat beberapa anggota dewan sedang bermain kartu dan sekwan sedang memegang keretas dan pulpen. Sebagai wartawan baru ia mengaku tidak mengenal para anggota dewan itu, kecuali sekwan.

Kalangan LSM dan beberapa dari warga berkomentar, kalau memang anggota dewan sering berjudi di kantor, sudah saatnya pihak kepolisian mengawasi kantor DPRD Samosir. Anggota DPRD daerah lain yang bermain judi di hotel di Jakarta saja pernah tertangkap polisi. Masa di kandang sendiri tidak! 

Issu tentang anggota DPRD Samosir yang siring berlama-lama di Kantor dan diduga bermain 'judi' bukanlah issu baru. Mungkin saja sudah tercium pihak aparat kepolisian tapi barangkali belum ada waktu yang tepat menangkap mereka. Karena pemain judi bisa ditahan harus karena tertangkap basah.

Dari pantauan Cakra dan dari berbagai sumber, masalah judi sudah mewabah terhadap kalangan yang seharusnya jadi panutan. Di beberapa kantor, pegawai tidak segan-segan mebahas nomor togel. Angka yang keluar dan angka yang akan ditebak, kejadian di kantor sering jadi kode alam yang membawa keberuntungan walaupun lebih sering mengakibatkan kerugian. Himbauan berupa surat terhadap PNS agar tidak bermain judi bahkan pernah dikeluarkan oleh Pemerintah daerah. Di tempelkan di kantor-kantor instansi pemerintah, kecuali di Kantor DPRD. Jika ketahuan bermain judi, pegawai akan diberi sanksi. Hal ini barangkali menegaskan, sikap Pemkab terhadap aparatur pemerintah yang ketahuan bermain judi, tidak seperti dulu lagi. Walau sudah ketahuan dan berurusan dengan penegak hukum, tapi sepertinya tidak menerima sanksi terhadap jabatannya, golongan atau pangkat sebagai PNS. Bahkan ada yang malah naik jabatan.<<hayun gultom

Tomok Parsaoran

Kades Tomok Parsaoran. M Sidabutar

Desa Tomok Parsaoran sudah kembali

ABIDAN SIMBOLON, Tomok
Setelah pemilihan kepala Desa pada Kamis 24/11,  Tomok kembali menjadi 2 Desa seperti beberapa tahun silam. Desa Tomok dan Desa Tomok Parsaoran.

Pemilihan di Desa Tomok Parsaoran diikuti oleh dua Kandidat. Dimenangkan oleh kandidat nomor 1, Mangiring Tua Sidabutar. Dengan selisih 160 suara dari pasainggnya Reginaldus Situmorang. Dari jumlah pemilih sebanyak 734 Mangiring meraih sebanyak 446 suara. Sedangakan Reginaldus sebanyak 286 suara. Dua suara lagi dinyatakan batal oleh panitia.

Mangiring Sidabutar bertubuh tinggi dan tegap adalah seorang pensiunan PNS, semasa aktipnya bertugas di Jakarta. Ia penduduk asli dan merupakan keturunan dari Raja Soribuntu Sidabutar. Setelah kembali dari rantau beberapa tahun silam, ia lebih memberikan perhatiannya terhadap kondisi pariwisata di Tomok. Khususnya penataan lokasi bersejarah di Tomok, yang di kenal paling berpengaruh terhadap minat pengunjung yang datang ke Samosir.

Menurut ketua BPD Tomok, Hardy Sidabutar salah satu yang memperjuangkan pemekaran Tomok Parsaoran menjadi Desa, mengatakan; Tomok Parsaoran pada dasarnya bukan desa yang baru. Menurutnya lebih tepat jika dikatakan mengembalikan menjadi desa. Karena dahulunya "Tomok Parsaoran" adalah satu Desa. Orang tua dari Hardy Sidabutar adalah kepala Desa pada masa itu.

Dengan dikembalikannya "Tomok Parsaoran" menjadi Desa, menurutnya akan sangat meningkatkan laju pertumbuhan pembangunan. Termasuk dalam hal Pariwisata. Dan pada umumnya pemekaran bertujuan untuk mempercepat pembangunan.

Dengan dimekarkannya Tomok menjadi dua Desa maka beberapa tempat strategis menjadi beda status. Salah satunya kapal penumpang umum, menaikkan penumpang dari desa Tomok, tetapi me nurunkan penumpang di Desa Tomok Parsaoran (Labuhan Sumber sari). Beberapa tempat srategis yang masuk dalam kawasan Tomok Parsaoran adalah; Labuhan Wisata, Kawasan Sigale-gale dan Pelabuhan Ferry yang sedang dibangun.

Sejak 14/11 lalu, pemerintah Kabupaten Samosir mulai melaksanakan pemilihan untuk desa 17 desa yang dimekarkan. Hingga 21/11 sudah empat desa yang melaksanakan pemilihan. Berdasarkan jadwal yang diterima Orbit dari Assisten Pemerintahan Kabupaten Samosir, semua desa yang baru dimekarkan itu akan tuntas melakukan pemiliihan pada Desember mendatang. Sehingga jumlah desa di Samosir menjadi 128 Desa dan 6 kelurahan.

Keempat desa yang sudah melakukan pemilihan itu adalah, Desa Sipintu-pintu (14/11) dan Desa Hutagalung (19/11), berada di Kecamatan Harian.  Desa Sipinggan (22/11) dan Desa Pananggangan II (24/11), di Kecamatan Nainggolan. Desa Unjur (21/11) dan Desa Tomok Parsaoran (24/11) di Kecamatan Simanindo.

Pantauan di Desa Unjur, pelaksanaan pemilihan berjalan lancar dan mendapat dukungan penuh dari warga desa yang dimekarkan. Respon dari warga, jauh melebihi situasi pemilihan legislatip maupun bupati. Di Desa Unjur, Kecamatan Simanindo. Proses penjoblosan dimulai pukul 08.00 wib. Warga tetap antusisas di lokasi TPS, menunggu warga lain datang memilih. Bahkan sampai pada pengitungan suara.

Situasi juga ramai dengan kehadiran warga dari desa tetangga, yang ingin menyaksikan siapa yang terpilih. Tiga calon yang akan dipilih, adalah warga desa yang memiliki kedekatan emosional dan kedekatan keluarga pada semua pemilih.

Jannen Ambarita calon nomor urut satu. Dia salah seorang petani dan memiliki beberapa usaha sukses di Unjur. Dari keuletan bertani, ia dikenal cukup mampu dalam hal finansial.

Walter Manik nomor urut 2, seorang yang sudah berpengalaman dalam hal pemerintahn desa. Sebelum mencalonkan ia adalah seorang Kepala urusan (Kaur) pemerintahan di Desa Ambarita, sebagai desa induk.

Gerson Napitu nomor 3, pengusaha yang memulai kari bisnisnya sejak kurang lebih dua tahun lalu setelah kembali dari perantauan.

Sebelum penghitungan suara, masih sulit diprediksi siapa pemenang. Hingga pada pukul  14.00 wib, panitia mulai melakukan penghitungan suara. Suasana hening dan menegangkan selama kurang lebih selama 1,5 jam. Panitia menghimbau masyarakat yang menyaksikan dan pendukung untuk tidak bertepuk tangan. Selesai pukul, 15.30 wib. Peghitungan suara itu dimenangkan oleh Jannen Ambarita, dengan jumlah suara 218. Sedangakan Walter Manik calon nomor 2 meraih suara sebaanyak 71. Gerson Napitu calon nomor 3 meraih sebanyak 61 suara. Selebihnya batal. Total yang memberikan suara pada kotak suara sebanyak 364 orang.

Ditengah suasana tegang para pendukung, tiba-tiba Gerson berdiri dan mengucapkan selamat kepada Jannen, disambut tawa semua yang hadir. Suasana menjadi hikmat setelah ketiga kandidat itu saling bersalaman.

Melani Butar-butar, staf ahli bupati hadir mengawakili Pemerintah Kabupaten Samosir mengatakan, agar proses pemilihan di Desa Unjur menjadi contoh untuk desa-desa yang akan melakukan pemilihan selanjutnya.<<CAKRA

Minggu, 13 November 2011

Menikah 11/11/11, "semua jadi satu"

By;
HAYUN GULTOM, Panguruan
MANAN SIMANJORANG, Ambarita

Jika di kota besar seperti DKI Jakarta dikabarkan sekitar 2000 pasangan menikah pada 11/11/11, maka di Samosir dari hasil pantauan Cakra dan informasi yang didapat dari kalangan masyarakat, terdapat sekitar 20 lebih pesta pernikahan pada 11/11/11 lalu.  Selain karena gampang diingat, mereka juga punya alasan tersendiri kenapa memilih tanggal itu.  juga tanggal tesebut atas usulan dari orang tua si pengantin. Misalnya karena orang tuanya lahir tanggal 11 bulan 11. Ia pun mengusulkan agar anaknya menikah di tanggal 11/11/11.

"Kasih dan rancangan Tuhan menyatukan kami, bukan lagi dua melainkan menjadi satu dalam pernikahan kudus". Demikian tertulis dalam undangan pernikahan Suhadi Beno Naibaho dan Pascha Apriani Anggina Manihuruk 11 Nopember 2011. Foto Beno dan Pascha tampak romantis dengan sepeda ontel, seolah mengisahkan percintaan "tempoe doeloe".

Pasangan ini telah merencanakan secara matang, dan sangat menginginkan hari pernikahannya pada tanggal 11/11/11. Beno Naibaho (staf di Kantor Satpol PP Kabupaten Samosir) dan Pascha Manihuruk (staf di Dinas Perizinan Kabupaten Samosir), bahkan sengaja  menunggu momen 11/11/11 untuk melangsungkan pesta pernikahan, setelah tertunda pada 10/10/10 tahun lalu. Alasan Pascha yang akrab dipanggil Anggi, saat ditemui wartawan Cakra di kantornya mengatakan, supaya tanggal pernikahan mereka gampang diingat, dan menjadi sesuatu yang unik.

Pascha dan Beno berkenalan di Samosir tiga tahun lalu. Sebelumnya Pascha berdomisili di Jakarta, pindah ke Samosir setelah ia lulus dan menjadi PNS. Keindahan Danau Toba dan pegunungan Samosir mengisi hari-hari Beno dan Pascha dalam menjalani hubungan selama berpacaran sampai ke pelaminan.  Kawasan Aek Rangat dan pusat perbelanjaan Souvenir di Tomok, juga tempat yang sering mereka kunjungi.

Bahkan menurut Pascha, rencana untuk tanggal pernikahan, kerap mereka perbincangkan di Pantai Pasir Putih dan pelataran rumput yang luas di Sijambur Nabolak (kaki gunung Pusuk  Buhit) saat-saat mereka sedang berdua. Ketika ditanya bagaimana ia membayangkan nikmatnya pengantin baru, "saya baru bisa mengetahuinya, setelah acara pesta selesai" jawab Pascha, sambil tertawa.  Bagi setiap pasangan, pernikahan adalah merupakan momen yang istimewa dan sakral yang tak terlupakan sepanjang hidup.
Salah satu keistimewaan sebuah hari pernikahan menurut pendapat banyak orang, karena pada hari itu laki-laki dan perempuan, pasangan yang menikah  berjanji dan disaksikan banyak orang untuk sehidup semati. Tidak lagi dua tetapi telah menjadi satu sampai maut memisahkan. Banyak pasangan yang memilih hari pernikahan pada tanggal yang gampang diingat, seperti tanggal 11, bulan 11, tahun 2011. Selain itu Jumat 11/11/11 dianggap unik.
Bukan hanya untuk kalangan selebritis atau pebabat, namun secara luas, banyak masyarakat yang menjadikan 11/11/11 sebagai moment istimewa. Tidak hanya di kota-kota besar, di Kabupaten Samosir juga ada banyak pasangan yang melangsungkan pernikahan pada Jumat 11/11/11.
Di lingkungan Pemkab Samosir, pantauan Cakra pada 11/11 dan informasi yang dihimpun hari sebelumnya ada empat pasangan yang melangsungkan pernikahan. Bahkan Bupati Samosir dalam sambutannya pada sebuah acara temu pisah Kapolres Samosir di rumah dinas 08/10, sempat mengatakan bingung akan menghadiri yang mana. Pantauan Cakra 11/11 Bupati menghadiri pernikahan putra Kepala Dinas Kesehatan, Ferdy Simbolon.

Pernikahan Ferdy Simbolon dan Yacinta Sianturi, memilih tanggal 11 adalah atas usulan orang tua Ferdy.  Secara kebetulan 11/11 adalah juga hari ulang tahun orang tua Ferdy, Manigor Simbolon. Sehingga hari 11/11, selain istimewa buat Ferdy juga istimewa buat orang tuanya. Pernikahan Ferdy dan Yacinta dilangsungkan di Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI), dan acara adat di Hotel Dainang Pangururan berlangsung meriah.
Disamping karena unik dan gampang diingat beberapa pasangan yang menikah 11/11/11 ternyata memiliki alasan tersendiri menjadikan hari itu, hari yang istimewa.  Lambok Butarbutar dan pasangannya Hetty,  seorang tenaga medis di RSUD Hadrianus Sinaga. Lambok adalah anak dari Melani Butarbutar, Staf ahli Bupati Samosir.  Melangsungkan pernikahan di Gereja HKBP Ambarita.
Menurut Lambok yang berkerja di Departemen agama di Kabupaten Samosir, menentukan hari pernikahannya dengan Hetty adalah juga  atas dukungan keluarga, bukan hanya ide dari mereka berdua. Namun ia sendiri juga mengaku sangat tertarik dengan tanggal 11/11/11, menurutnya "agar semua menjadi satu".  

Secara kebetulan ada beberapa hal yang berkaitan dengan angka tersebut. Acara pernikahan Lambok dan Hetty juga dimulai pukul 11.00. Hal ini bukan unsur kesengajaan, tetapi karena keluarga Hetty (pengantin) yang datang dari Siantar, sesuai jadwal Kapal verry baru bisa tiba di Samosir pada pukul 10.00. Ditambah waktu persiapan sekitar 1 jam, sehingga acara dijadwalkan pukul 11.00. 

Jumlah ulos pada upacara adat pernikahan Lambok dan Hetty dari pihak mempelai perempuan juga sebanyak 11 ulos.  Meski banyak yang sedang melangsungkan pernikahan pada 11/11/11, namun acara pemberkatan Lambok dan Hetty di Gereja HKBP dan acara adat di Ambarita berlangsung meriah.

Berdekatan dengan pesta Lambok, juga berlangsung pesta yang sama, yaitu pernikahan Roy Fernando Sidabutar dan Oktalina Verawati Purba (Putra Victor Sidabutar, Camat Simanindo). Roy dan Vera diberkati di Gereja Katolik dan acara pesta di lapangan Ambarita. 
Masih berdekatan dengan acara kedua pesta itu, ada juga pesta pernikahan di gedung Serbaguna HKBP Ambarita. Sehingga ada 3 acara pesta pernikahan di Desa Ambarita pada 11/11/11. Tempat acara pesta hanya berjarak 300 meter satu sama lain.  
<<CAKRA