Guru menangis, bersujud pada Dewan, pinsan di kantor DPRD
Samosir, ORBIT
Selain
usianya sudah tua, juga tidak bisa lagi berjalan jauh karena sakit. Ibu
guru terpaksa obname setelah meninjau sekolah baru tempat ia di mutasi.
Sudah disampaikannya pada UPTD sambil menunjukkan surat sakit, kalau ia
tidak sanggup menempuh perjalanan ke sekolah yang baru itu. Kepala UPTD
tidak menggubris surat sakit Marisi Limbong. Malah mengatakan agar
surat sakitnya itu disampaikan pada Ober Sagala (calon bupati yang kalah
dalam pilkada lalu). Berlinang air mata sambil bersujud sepuluh jari,
Marisi Limbong (52) menuturkan keluhannya pada anggota dewan 18/8, di
kantor DPRD Kabupaten Samosir. Dua puluh
menit kemudian, saat temannya guru yang lain menyempaikan keluhan
dengan air mata, tepat pukul 12.51 Marisi Limbong pingsan tidak sadarkan
diri. Ia dibawa pegawai dan temannya guru ke ruangan wakil ketua.
Marisi sadarkan diri 15 menit kemudian. Ia masuk kembali keruangan rapat
pukul 13.30.
Marisi Limbong datang ke Kantor Dewan dibantu anak
dan keluarganya. Menggunakan baju tangan panjang, di lehernya terbalut
sal. Sebelum pertemuan dimulai Marisi sudah menangis, mengeluhkan mutasi
yang tidak bisa ia hadapi itu. "Mutasi ini membunuh saya secara
pelan-pelan", kata Marisi.
Ketujuh guru yang datang ke Kanor
DPRD itu menangis dihadapan anggota dewan. Mereka tidak mampu menahan
beban akibat kibijakan Bupati Mangindar Simbolon yang memutasi mereka.
Harus berpisah dengan keluarga adalah beban paling berat yang harus di
hadapi.
Anggota Dewan yang menerima keluhan guru, Lundak Sagala,
Nasib Simbolon, Tuaman Sagala,
Mangoloi Sitanggang, Rosinta Sitanggang dan Junjungan Sitomorang
menerima dengan baik keluhan guru. Nasib Simbolon selaku ketua komisi I
DPRD mengatakakn akan mengundang semua komisi-komisi di DPRD. Untuk
membahas pembentukan panitia khusus (pansus) di DPRD tentang mutasi
guru.
Kepala BKD, Dinas Pendidikan menjajikan SK Mutasi akan di
evaluasi. Namun evaluasi SK tersebut tidak kunjung diterima oleh
sejumlah guru. Informasi yang diterima Orbit baru empat SK mutasi guru
yang direvisi. Bahkan dikabarkan mutasi guru justeru bertambah mencapai
sekitar 153 orang.
Kalangan pemerhati di Kabupaten Samosir
semakin risau dengan kondisi pendidikan yang semakin morat-marit.
Kegiatan belajar-mengajar di sekolah mulai terganggu. Pesan di jejaring
sosial menuliskan "ibu, sebesar apapun bebanmu karena mutasi, jangan
ceritakan pada murid-murid. Tetaplah mengajar".
Komentar T
Sitanggang seorang pegiat LSM mengatakan, perlu ditelusuri, seolah
pejabat tidak perduli dengan kondisi mutu pendidikan sekolah negeri di
Samosir. Karena banyak dari mereka yang menyekolahkan anaknya di swasta
atau keluar Samosir. (hayun gultom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar