Senin, 26 September 2011

Mutasi Guru di Samosir

Guru menangis, bersujud pada Dewan,  pinsan di kantor DPRD

Samosir, ORBIT
Selain usianya sudah tua, juga tidak bisa lagi berjalan jauh karena sakit. Ibu guru terpaksa obname setelah meninjau sekolah baru tempat ia di mutasi. Sudah disampaikannya pada UPTD sambil menunjukkan surat sakit, kalau ia tidak sanggup menempuh perjalanan ke sekolah yang baru itu. Kepala UPTD tidak menggubris surat sakit Marisi Limbong. Malah mengatakan agar surat sakitnya itu disampaikan pada Ober Sagala (calon bupati yang kalah dalam pilkada lalu). Berlinang air mata sambil bersujud sepuluh jari, Marisi Limbong (52) menuturkan keluhannya pada anggota dewan 18/8, di kantor DPRD Kabupaten Samosir. Dua puluh menit kemudian, saat temannya guru yang lain menyempaikan keluhan dengan air mata, tepat pukul 12.51 Marisi Limbong pingsan tidak sadarkan diri. Ia dibawa pegawai dan temannya guru ke ruangan wakil ketua. Marisi sadarkan diri 15 menit kemudian. Ia masuk kembali keruangan rapat pukul 13.30.

Marisi Limbong datang ke Kantor Dewan dibantu anak dan keluarganya. Menggunakan baju tangan panjang, di lehernya terbalut sal. Sebelum pertemuan dimulai Marisi sudah menangis, mengeluhkan mutasi yang tidak bisa ia hadapi itu. "Mutasi ini membunuh saya secara pelan-pelan", kata Marisi. 
  
Ketujuh guru yang datang ke Kanor DPRD itu menangis dihadapan anggota dewan. Mereka tidak mampu menahan beban akibat kibijakan Bupati Mangindar Simbolon yang memutasi mereka. Harus berpisah dengan keluarga adalah beban paling berat yang harus di hadapi.

Anggota Dewan yang menerima keluhan guru, Lundak Sagala, Nasib Simbolon, Tuaman Sagala, Mangoloi Sitanggang, Rosinta Sitanggang dan Junjungan Sitomorang menerima dengan baik keluhan guru. Nasib Simbolon selaku ketua komisi I DPRD  mengatakakn akan mengundang semua komisi-komisi di DPRD. Untuk membahas pembentukan panitia khusus (pansus) di DPRD tentang mutasi guru.

Kepala BKD, Dinas Pendidikan menjajikan SK Mutasi akan di evaluasi. Namun evaluasi SK tersebut tidak kunjung diterima oleh sejumlah guru. Informasi yang diterima Orbit baru empat SK mutasi guru yang direvisi. Bahkan dikabarkan mutasi guru justeru bertambah mencapai sekitar 153 orang.

Kalangan pemerhati di Kabupaten Samosir semakin risau dengan kondisi pendidikan yang semakin morat-marit. Kegiatan belajar-mengajar di sekolah mulai terganggu. Pesan di jejaring sosial menuliskan "ibu, sebesar apapun bebanmu karena mutasi, jangan ceritakan pada murid-murid. Tetaplah mengajar".

Komentar T Sitanggang seorang pegiat LSM mengatakan, perlu ditelusuri, seolah pejabat tidak perduli dengan kondisi mutu pendidikan sekolah negeri di Samosir. Karena banyak dari mereka yang menyekolahkan anaknya di swasta atau keluar Samosir. (hayun gultom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar